Arsip Blog

Senin, 23 September 2013

Serpihan Masa Lalu - Bagian 1


BY : Akhmad Fajar
Prefeface :
Cerita ini sebenarnyaberasal dari kisah nyata penulis, namun dibuat cerita fiktif inidikarenakan penulis tak ingin mengungkap tokoh sebenarnya untuk kebaikan orang yang bersangkutan.
Keterangan :
  • “*”percakapan dalam bahasa Inggris “(*” terjemahannya
  • “**”percakapan dalam bahasa belanda “(**” terjemahannya
  • “***”percakapan dalam bahasa jepang “(***” terjemahannya

Cerita...
Brussel, Belgia Tahun 2008
Seorang kakek yang telah menduda itusedang duduk di teras rumahnya bersama cucu tercintanya. Kakek itubernama Lekso. Sejak istrinya meninggal dua tahun lalu, kakek itutinggal sebatang kara di sebuah pemukiman orang Indonesia di Belgia.Karena keadaan itu, akhirnya salah satu anaknya memutuskan untukmembuka bisnis di Belgia sekaligus menyewa rumah di dekat rumah PakLekso. Kakek itu sangat senang karena setiap hari cucunya selalubermain ke rumahnya. Tak jarang Pak Lekso memberinya permen ataupunboneka untuk cucunya.
Suatu ketika, Pak Lekso tampak murung.Anita, cucu perempuannya heran melihat kakekknya tak sesedihbiasanya. Karena heran, Anita mulai bertanya.
“Kek, hari ini kakek sedih sekali.Tak seperti biasanya.” Kata Anita memulai percakapan.
“Ah, cucuku, siapa bilang. Kakek gaksedih kok” kata Lekso berusaha tersenyum menyembunyikankesedihannya.
“Kakek bohong ! Tadi Anita lihatkakek sedih, mandangin foto kecil yang kakek taruh di saku” kataAnita dengan lucunya.
Rupanya Lekso tak menyangka jika Anita,cucunya mengetahui hal yang selama ini disimpan hingga di usianyayang sudah senja. Akhirnya dengan rasa was-was, Lekso berbisik kepada cucunya:
“Ssst, ini rahasia kakek, Anita janjijangan bilang sama mama. Nanti kakek beri boneka yang bagus” kataLekso
“Oke, Anita janji” kata Anitatersenyum bahagia.
Dimulailah cerita Lekso.
Kota Malang, Jawa Timur, 1935
Kala itu Lekso yang berusia 17 tahunmengikuti wajib militer dan mendaftar sebagai tentara KNIL. Hal itusebenarnya bukanlah dilakukan karena keinginan melainkan karenaterhimpit kebutuhan ekonomi. Keluarganya bukanlah orang yang kaya,bahkan bisa dibilang keluarganya pas pasan. Kala itu tugas pertamanyadi kota Malang, tempat yang cukup jauh dari tanah kelahirannya diSumatra. Singkat cerita, suatu ketika Lekso yang bertugas jaga malambersama 2 orang temannya mendengar suara teriakan wanita mintatolong. Karena naluri kemanusiaannya, Lekso mendatangi wanita itu.Rupanya dua orang penjahat ingin merampok wanita itu.
“Hai kalian, lepaskan wanita itu atausaya tembak kalian !!” teriak Lekso dengan mengacungkan Pistol yangdia bawa.
Melihat tentara KNIL, perampok itulangsung kabur dan melepaskan wanita itu. Setelah perampok itu pergi,wanita itu merapikan barang bawaannya yang berserakan di tanah. Leksoikut membantu merapikan barang tersebut.
“Terima kasih tuan, kalo tidak adatuan mungkin saya sudah tewas di bunuh perampok itu” kata wanitaitu.
Awalnya, Lekso sempat terkesima melihatkecantikan wanita muda itu. Ada rasa gugup. Begitupun wanita mudaitu, tak disangka ternyata ada anggota KNIL tampan yangmenyelamatkannya. Sempat keduanya saling berdiam diri danberpandangan. Dari situlah keduanya saling mengagumi satu sama lain.
“Sudahlah, sudah tugas saya sebagaipenegak hukum. Lain kali hati-hati jika melewati jalanan sini, karenagelap dan jarang polisi berpatroli di sekitar sini.” Kata Leksomencairkan suasana.
“Oh ya tuan, nama saya Rasti. Terimakasih sudah menyelamatkan saya.” Kata Wanita itu yang ternyatabernama Rasti.
“Oh ya saya Agung Leksono, panggilsaya Lekso” Kata Lekso memperkenalkan diri.
“Baiklah Tuan, saya mau pulang, rumahsaya di kampung depan itu” kata Rasti sambil menunjuk ke sebuahgang.
“Saya antar saja, takut nanti adaapa-apa di jalan” kata Lekso tersenyum manis.
“Jangan tuan, saya tak inginmerepotkan” kata Rasti tersenyum malu.
“Tidak apa-apa, toh tempat tugasdekat dari gang itu. Di pos jaga itu aku bertugas” kata Leksosambil menunjuk Pos Jaga tempat dia bertugas.
“Ya sudah, tuan, terima kasih” kataRasti.
Akhirnya merak berdua berjalanmenyusuri gang tersebut di malam hari. Saat itu beberapa perondamelihat mereka berdua berjalan menyusuri gang. Beberapa diantaramereka memandang sinis Lekso dan Rasti, dikarenakan saat itu tentaraKNIL dianggap antek penjajah yang musti dimusuhi. Tak lama kemudian,sampailah mereka di rumah Rasti. Rumah yang sangat sederhana, bahkanjauh lebih sederhana dibandingkan rumahnya di kampung halamannya.Rasti pun mempersilahkan Lekso untuk masuk.
Di dalam rumah itu, terdengar suaraorang tertawa, lalu menangis, dan meracau. Lekso merasa heran. Taklama kemudian, Rasti dan ibunya keluar. Ibunya merasa senang dengankehadiran Lekso, begitupun Rasti. Ibunya memperkenalkan diri. Merekaberbincang sejenak, dan dari situlah Lekso tahu ternyata ayah Rastisakit jiwa.Hatinya begitu terenyuh melihat penderitaan gadis itu.Ternyata, gadis itu harus bekerja dan menjadi tulang punggungkeluarga. Kakak pertamanya sudah menikah dan hidup di sebelahrumahnya, dan kedua adiknya masih kecil. Yang satu ada di pondokpesantren, yang satunya jadi buruh tani di desanya. Setelahperbincangan singkat itu, Lekso kembali ke pos jaga tempat diabertugas.
“Syukurlah kamu sudah kembali.Kolonel Pieters sebentar lagi datang” kata temannya yang sedaritadi was was menunggu Lekso.
“Iya, kamu lama sekali, beruntungkamu sudah kemari sebelum komandan kita datang. Kalo gak bisa kenahukum kita” Kata teman satunya.
“Ya aku gak tega melihat gadis itupulang sendirian. Tadi gadis itu dirampok. Makanya aku antar diapulang” kata Lekso dengan tenang.
“Udah, ayo kita bersiap sambutkomandan kita. Ini waktunya kita lapor pada komandan” katatemannya.
Tak lama kemudian, komandan Pietersdatang mengontrol tugas mereka. Dia senang melihat kesungguhan merekabertiga bertugas. Setelah puas mengawasi mereka, Komandan Pietersberanjak untuk mengawasi pekerjaan bawahannya yang lain.
Tak terasa semalam mereka bertugas,datanglah waktu subuh. Berakhir sudah tugas jaga mereka. Lekso pergike Masjid di yang terdekat dan melaksanakan sholat shubuh. Setelahitu, dia pulang ke asramanya.
Di dalam asrama, pikirannya terustertuju pada Rasti. Pikirnya, kini dia telah dapat mencari nafkah,dan bisa membangun keluarga. Akhirnya semakin kuat cintanya padaRasti. Akhirnya bermodalkan keberanian, Lekso berniat untukmenanyakan dimana Rasti bekerja pada orang tuanya selepas diaberistirahat setelah bekerja.
Alhasil, akhirya Lekso berhasilmenemukan tempat kerja Rasti. Rupanya dia bekerja di sebuah RumahSakit sebagai cleaning service. Mereka pun mengadakan janji untukbertemu. Di saat pertemuan itulah Lekso menyatakan rasa cintanya padaRasti. Rupanya Gayung bersambut, cintapun berbalas. Selama ini Leksotergolong sulit mendapatkan seorang kekasih tanpa tahu penyebabnya.
Singkat cerita, sejak saat ituhari-hari mereka dihiasi dengan masa-masa yang indah. Mereka tampakseperti pasangan yang serasi. Suatu hari, Rasti yang merasa sudahmenemukan belahan jiwanya meminta Lekso untuk melamarnya. Leksomensetujui keinginan Rasti. Leksopun mengirimkan telegram ke orangtuanya di Sumatra. Awalnya orang tuanya menyetujui hubungan Leksodengan Rasti. Merekapun datang jauh jauh dari Sumatra untuk menemuikeluarga Rasti. Namun, pertemuan itu berujung pada kekecewaan. Orangtua Lekso tak merestui hubungan Lekso dengan Rasti karena ayahnyaRasti sakit jiwa.
“Lekso, kamu harus tinggalkan Rasti.Kita gak ingin anakmu juga gila seperti Ayahnya Rasti” kata Ibunyadi Asrama Lekso
“Tapi bu, Rasti itu anak yang baik.”kata Lekso meyakinkan.
“Iya ibu tahu, tapi ibu khawatirnanti keturunanmu jadi gila seperti ayahnya” kata Ibunya.
“Tapi bu, Lekso sudah yakin denganpilihan Lekso” kata Lekso.
“Ibu gak akan pernah merestuihubungan kamu dengan dia. Titik. Tinggalkan dia atau kamu bukan anakibu” kata Ibunya dengan ketus.
“Tapi bu, bukankah dalam agama kitagak boleh menghina seseorang?” tanya Lekso.
“eeh, sudah kamu jangan menggururiIbumu. Ibumu jauh lebih tahu daripada kamu !” kata Ibunya denganemosi.
Lekso pun diam, dan dalam hatinya diamerasakan kesedihan yang mendalam. Keesokan harinya ibunya kembali keSumatra. Dengan perasaan hancur, Lekso menemui Rasti dan dengan berathati Lekso mengakhiri masa indah yang dirajutnya bersama Rasti.
“Rasti, maafkan aku karena hubungankita gak bisa berlanjut” kata Lekso.
“Tapi kan yang menjalani hubungan inikan kita” kata Rasti dengan berkaca-kaca.
“Iya Rasti, saya tahu..tapi aku takingin kamu lebih sakit jika hubungan kita dilanjutkan. Aku tak inginlihat kamu disakitin ibuku” kata Lekso.
“Apakah kamu tak yakin denganhubungan kita?” tanya Rasti.
“Aku yakin memang orang bisa berubah,tapi tidak dengan ibuku” kata Lekso.
“Kamu jahat. Disaat aku sudah betulbetul mencintaimu kamu akhiri hubungan kita” kata Rasti yangtangisnya mulai tampak.
“Tapi Rasti, aku yakin ini jalan yangterbaik. Saya yakin akan lebih baik jika kamu menikah dengan prialain” kata Lekso yang sebenarnya keberatan melepas Rasti.
“Mungkin benar, aku tak pantasdenganmu. Toh kamu anak yang berbakti. Ya sudah, turuti kemauanibumu” kata Rasti yang langsung meninggalkan Lekso sendirian.
Lekso kembali ke asrama tempat diatinggal dengan perasaan hancur. Hubungan yang dia rajut bersama Rastihancur karena ibunya tak merestui. Hubungan itu hancur karena Leksotak berhasil meyakinkan ibunya. Akhirnya Lekso melampiaskankejengkelannya dengan bekerja sungguh sungguh.
Malang, Jawa Timur 1939
Tahun demi tahun dilalui Lekso denganpekerjaan yang gemilang namun dengan perasaan hancur tatkala Leksomelihat Rasti menikah dengan pria lain, namun apa dayanya. Walaupundia masih mencintai Rasti, namun tak mungkin dia bisamembahagiakannya. Rasti sendiri kurang suka dengan pria yangdinikahinya karena pria itu sombong, namun karena tak ingin terlalutua menikah akhirnya Rasti menerima pinangan pria yang sombong itu.Lekso pernah mengingatkan untuk tak menjadikan pria itu pelarian,namun Rasti tak menggubrisnya. Dan yang terlebih parah, Rasti sudahtak percaya pada Tuhan semenjak putus dengan Lekso. Hal inilah yangmembuat Lekso sedih dan marah.
Singkat cerita, di kala itu Belanda diserang Jerman. Komandan Pieters menawarkan Lekso untuk bergabungdengan Angkatan Laut Belanda dikarenakan pekerjaannya baik. Leksomerasa terhormat dan menerima tawaran Komandan Pieters.
“Lebih baik aku bergabung dengan ALBelanda, hitung-hitung masa depanku lebih baik dan aku bisatinggalkan kota Malang ini, melupakan kisah sedihku” kata Leksodalam hatinya.
“Bagaimana Lekso, maukah kamutandatangani formulir ini ?” tanya Komandan Pieters.
“Baiklah Pak Pieters, saya terimatawaran ini” kata Lekso seraya menandatangani formulir itu.
“Bagus, mulai besok kamu berkemas,dan pergilah ke Surabaya. Esok kamu langusng terbang ke Belanda. Kamubesok berangkat dengan Robert dan Johnny.” kata Komandan Pieters.
“Siap Komandan.” kata Lekso serayamenghormat Komandan Pieters.
Keesokan harinya, bersama Robert danJohnny Lekso mulai berkemas dan berpamitan pada sesama rekan merekadi KNIL sebelum akhirnya mereka berangkat ke bandara di Surabayadengan kendaraan militer Belanda.
Setibanya di Belanda, Mereka melaporpada Laksamana Van Berg. Mereka di terima dengan baik di AL Belanda.
'Hmmm...ini pengalaman baruku” gumam Lekso dalam hati.
“*Well sailor, this boat. tomorrow we startfighting the Germans” kata Laksamana Van Berg.
(*“Nah para kelasi kapal ini,besok kita mulaimelawan Jerman” kata Laksmana Van Berg)
“Sir Yes Sir” Kata Lekso, Johnny dan Robertbersamaan seraya menghormat pada Kolonel Van Berg.
(“*Siap Komandan” Kata Lekso, Johnny dan Robertbersamaan seraya menghormat pada Kolonel Van Berg.)
“Well, now you can disband. Col. Everhart willmununjukkan your cabin, and your uniform, and following your nexttask will be described him.” kata laksamana Van Berg membalashormat mereka berdua, lalu meninggalkan lekso dan temannya.
(*”Nah, sekarang Anda bisa bubar. Kolonel Everhartakan mununjukkan kabin Anda, dan seragam Anda, dan beliau akanmenjelaskan tugas kalian berikutnya” kata laksamana Van Bergmembalas hormat mereka berdua, lalu meninggalkan lekso dan temannya”)
Kolonel Everhart mengantar mereka bertiga menujukabin tempat mereka tinggal di kapal perang itu, menjelaskan tugasyang akan mereka emban dan memberi seragam militer untuk mereka.
Brussel, Belgia Tahun 2008
“Cucuku, kakek masih ingat Kapal perang itu bernamaMahault. Kapal tempur itu tangguh” kata Lekso mengenang masalalunya.
“Kek, kok mirip nama Anita? Nama belakang Anita kanAnita Mahault. Apa artinya kek ?” tanya Anita.
“Nak, Anita Mahault itu artinya Anita yang tangguhdalam pertempuran, dimaksudkan cucu kakek ini adalah cucu yangtangguh dalam menghadapi cobaan yang berat, sama seperti kapal perangMahault” kata Lekso memulai ceritanya kembali.
Peperangan di Perairan Ijmeer, 1939
Kala itu, Pasukan Belanda bertempur mati-matianmelawan pasukan Nazi. Sungguh di akui kekuatan armada tempur pasukanJerman kala itu luar biasa. Tentara Belanda terus bertempur mati-matian melawan Jerman. Kala itu banyak kapal perang Belanda yanghancur, dan banyak Angkatan Laut Belanda yang tewas di medan laga.Menyadari hanya Kapal perang Mahault yang masih utuh, Lekso bersamapasukan yang tersisa terus bertempur melawan kekuatan armada lautJerman sekaligus melawan pesawat tempur Jerman.
Kendatipun bertempur dengan gagah berani, akhirnyakapal perang Mahault pun hancur berkeping-keping. Banyak kelasi yangtewas, sedangkan Lekso, Johnny, Robert, Col. Everhart, dan kelasiEugene menyelam ke dalam laut untuk menghindari tembakan pesawattempur Jerman yang terus memborbardir tembakan dari atas udara.
Cukup lama mereka menyelam, sekitar 30 menit merekamenyelam dengan 2 tabung oksigen yang harus digunakan oleh 5 orang.Sungguh perjuangan yang berat bagi mereka berlima untuk bertahanhidup. Akhirnya, setelah 30 menit, suasana tampak sepi. Setelah dirasa aman, mereka berlima muncul kepermukaan untuk mengambil nafas.Mereka berlima segera berenang ke tepi pantai dan bersembunyimenghindari tentara Nazi yang saat itu telah menduduki kotaAmsterdam.
Mereka terus berjalan dan siaga dengan senjata yang mereka pegang.Akhirnya, setelah berjalan cukup lama, mereka beristirahat sejenak disuatu daerah terpencil di Belanda untuk mengumpulkan tenaga.
“*The Nazis have mastered Amsterdam. Belgium maysoon dominate. So where do we look for reinforcements?” kata Col.Everhart.
(“*Nazi telah menguasai Amsterdam. Belgia akansegera dikuasai juga. Jadi di mana kita mencari bala bantuan ?”Kata Kolonel Everhart)
“*Uhm ... aminisi we are very minimal. This leftonly a pistol to survive. Nazi troops was very tough for us today”Kata Eugene.
(“*Uhm ... aminisi kami sangat minim. Ini hanyatinggal pistol untuk bertahan hidup. Tentara Nazi itu sangat sulitkita lawan sekarang ini” kata Eugene)
“*So what should we do to survive, Robert?” tanyaCol. Everhart.
(“* Robert, apa yang harus kita lakukan untukbertahan hidup ?” tanya Kolonel Everhart)
“*The most likely place for us to hide when it isBelgium, more precisely in the forest in the border area. Only thenearest place from the Netherlands. Maybe we can from Belgium toEngland.” kata Robert sebagai anggota KNIL yang fasih berbahasainggris dikarenakan Robert sendiri keturunan Belanda.
(“*Tempat terbaik untuk sembunyi adalah Belgia,lebih tepatnya di hutan daerah perbatasa. Hanya tempat itu yangterdekat dari Belanda. Mungkin dari Belgia kita bisa ke Inggris”kata Robert sebagai anggota KNIL yang fasih berbahasa inggrisdikarenakan Robert sendiri keturunan Belanda.)
“*All right, we move now. Keep in tight dan don'tapart. Please don't leave a trail. It could make attract Nazi” kataCol. Everhart.
(“*Baiklah, kita bergerak sekarang. Tetap bersama,jangan terpisah. Jangan tinggalkan jejak, karena itu dapat menarikNazi” kata Kolonel Everhart)
Merekapun kembali menempuh perjalanan panjang kedaerah perbatasan Belanda dan Belgia. Hanya dengan ransum seadanyamereka bertahan hidup. Sekitar dua hari mereka menempuh perjalanandan sampailah di hutan itu. Mereka memakan apapun yang bisa di makandi hutan itu.
“*All right, we can sleep here last night. Robertand Lekso, you just used. The three of us will sleep.” instruksiCol. Everhart.
(“*Baiklah, kita dapat tidur di sini malam ini.Robert dan Lekso, kalian berjaga. Kita bertiga akan tidur”instruksi Kolonel Everhart)
“*Sir yes sir” kata Robert dan Lekso.
(“*Siap kolonel” kata robert dan Lekso)
Mereka bertiga tidur malam sementara Robert dan Leksobersiaga di malam hari. Mereka menyalakan api unggun karena tempatitu di rasa aman dan angin malam sangat dingin malam itu. Robert danLekso berbincang-bincang sambil berjaga.
“Tugas ini memberikan tantangan baru buat aku”kata Lekso.

.....Bersambung