Arsip Blog

Senin, 10 Juni 2013

Annisa : Gara-gara Kredit Card 2



Malamnya, Pintu kamar Annisa di buka, tampaklah Alex di depan pintu. Alex membuka borgol di kaki Annisa, dan membangunkannya.
“Hei budak, bangun. Ayo masakkan malam malam buatku.” Perintah Alex.
“Hmmph..ya tuan.” Jawab Annisa.
Annisa langsung bangun dan menuju dapur untuk memasak.Rupanya Alex yang sudah bernafsu berniat mengerjai Annisa yang kala itu bugil. Plak, pantat sekal Annisa di tepuknya dengan keras. Annisa dengan pasrah membiarkan perlakuan Alex. Merasa di beri lampu hijau, Alex kembali meremas pantat sekal itu dengan gemas. Rupanya remasan tersebut membangkitkan nafsu Annisa. Sesekali Annisa melenguh keenakan. Melihat Annisa mulai terangsang, Alex mulai memasukkan jari tengahnya di belahan pantat Annisa yang sekal itu. Tangannya terus bergerak hingga menyentuh kemaluannya dan mengusapnya.

“Aaagh..aaagh..uhh…ahhh” terdengar rintihan lirih Annisa di sela kegiatan masaknya.
Alex semakin menjadi-jadi. Dimasukkannya jari tengahnya ke dalam liang cinta Annisa, dan mengocoknya. Annisa semakin tak konsentrasi memasak. Dirasakannya dirinya mulai terangsang,
“Uugh…aahhh..aaahh…ahhh…aaaaahhh..”rintihan Annisa semakin keras.
“Ahh…tuan…aku sedang…memasak….to..lonh..tu..an…ja..ngan”  rintih Annisa yang merasakan rangsangan hebat tersebut. Rupanya vaginanya telah mengeluarkan cairan cinta tanpa disadarinya.
“Hmph, pantat mu merangsangku, oke deh, nanti temui aku di ruang tamu setelah kamu hidangkan masakan di ruang makan.” kata Alex tersenyum puas setelah mengerjai Annisa.
“Baik tuan, sebentar ya” kata Annisa dengan kerlingan matanya yang menggoda.
Alexpun segera menuju ruang tamu. Rupanya teman-temannya telah menunggu mereka berjumlah 4 orang. Mereka adalah teman satu gengnya Alex. Mereka adalah Danang, Seno, Fahmi dan Hendra. Mereka terkenal bandel dan suka melakukan perbuatan cabul. Tentulah banyak yang taksuka dengan mereka. Mereka berempat memiliki perangai yang buruk, Danang dan Fahmi memiliki wajah yang tampan seperti Alex, Seno memiliki perawakan yang atletis namun berwajah biasa, sedangkan Hendra berwajah buruk, berbadan kurus dan pendiam, namun dia jauh lebih jago berantem karena menguasai aikido ban hitam.
“Lex, kapan nih pestanya dimulai. Kita-kita nih sudah tak sabar”  kata Danang.
“Iya nih lex. Koq bisa Annisa yang terkenal angkuh nurut ama kamu?” Tanya Seno.
“ya bisalah, dia kan utang padaku, 10 juta. Makanya, dia bisa aku tundukkan” kata Alex dengan bangga.
“Wah, ngebayangin dia bugil aja, aku dah konak nih” kata Danang menambahkan.
“Ya yang sabar bro.bentar lagi dia kesini” kata Alex tersenyum lebar di sambut tawa meriah teman-temannya, kecuali Hendra.
“Wah, aku lihat Annisa di kelas aja udah greng, gimana lihat dia bugil disini” kata Fahmi tertawa.
“Yah tunggu aja Mi” kata Alex tertawa puas.
Tak lama kemudian, Annisa datang ke ruang tamu menemui Alex. Karena tubuh Annisa tak di balut benang sehelaipun, keempat teman Alex terpana, dan dengan wajah penuh nafsu mereka memandangi setiap centi tubuh polos Annisa. Annisa merasa malu dan hendak menutup bagian pribadinya, namun Alex menceganhnya. Plak, Alex pun menampar wajah Annisa dengan keras, dan tampaklah bekas tangan Alex di pipi kiri Annisa. Annisa berusaha menahan tangis akibat perlakuan kasar orang yang mulai dicintainya.
“heh, budak, jangan  tutupi kemaluanmu dengan tanganmu, bodoh !!!!” hardik Alex dengan kasar.
“T..ttaapii…tuan. Sssaaya..malu…dilihat nereka” kata Annisa terbata-bata menahan tangis.
“YA ITU RESIKOMU, BODOH ! NGERTI GAK SIH KAMU!!!” bentak Alex lalu menjambak rambut Annisa dengan kasar dan menyeretnya hingga berada di tengah-tengah mereka.
“Ampun tuan…sssaaya mengerti tuan” kata Annisa ditengah tangisnya menahan sakit.
“LEX, SUDAH ! CUKUP!! LEPASIN DIA!”  bentak Hendra yang dari tadi diam secara tiba-tiba menggengam dengan kuat pergelangan tangan Alex. Ketiga temannya terdiam melihat Hendra yang muai emosi.
“TAPI DIA BUDAKKU !!” hardik Alex.
“YA, AKU TAHU. !! bentak Hendra.
Alex pun terdiam, dan melepaskan cengkraman kasarnya pada Annisa. Tampak Annisa menagis menahan sakit.
“Kamu musti tenang dong. Jangan emosi. Pesta kita bisa berantakan kalo kamu terlalu kasar.” Kata Hendra mulai menurunkan emosinya.
“Nis, sudahlah. Kamu jangan menangis. Sudah kamu minum air ini dulu” kata Hendra memberikan sebotol air mineral pada Annisa, lalu kembali bergabung dengan teman-temannya yang duduk memandang keindahan tubuh polos Annisa.
“Terima kasih” kata Annisa yang tangisnya mulai reda. Annisa pun meminum air itu. Annisa tak menyadari jika air mineral itu telah dicampuri obat perangsang.
Tak berapa lama, rupanya Annisa merasa tubuhnya memanas, dan hilang sudah rasa malunya karena efek dari obat itu mulai bekerja. Nafsu birahinya muncul. Secara tak sadar, Annisa mulai mengusap payudaranya, dan tangan satunya menusap vaginannya. Tampak tubuhnya basah oleh peluhnya, dan payudaranya mulai membusung.  Wajah Annisa memelas mengharap mereka mau mengerjainya sambil terus mengusap payudara dan mengocok vaginanya sendiri. Tampak Annisa mulai ejakulasi dan cairan cinta keluar dari kemaluannya.
“Aahhh..ahhh..tuan..tuan….en..to..tin..akuuu…pleaseee” rintih Annisa.
“Ok, Nis. Kita berlima siap ngentotin loe” kata Danang sambil mulai mencopot pakaian mereka satu persatu dan diikuti oleh teman-temannya hingga mereka semua telanjang bulat. Annisa yang telah terbakar nafsu mulai mengoral penis mereka. Annisa mengulum penis Danang dan kedua tangannya mengocok penis Alex dan Seno. Sementara hendra mengocok kemaluannya sendiri.
“Uggh..ohhh…nis…enak sekali sepongan loe….terus nis…hisap terus…”erang Danang sambil memegang erat kepala Annisa.
“Nis…lembut banget tangan loe…ahhh..uhh..oooh” Seno mengerang keenakan.
Fahmi yang sudah tak sabar menulu belakang tubuh Annisa yang saat itu menungging. Dia meludahi penisnya yang mengeras. Dan secara perlahan, Fahmi memasukkan penisnya di kemaluan Annisa. Annisa tersentak.”Mmmphhh..mmmph…mmphmm…” Annisa mengerang keenakan, namun mulutnya telah penuh terisi penis Danang. Fahmi terus memasukkan penisnya hingga masuk sepenuhnya.
“Wow..nis…memekmu..sempit..banget…” erang Fahmi yang mulai memompa penisnya. Kedua tangannya memegang belahan pantat Annisa yang sekal sambil sesekali menepuknya dengan keras.
“mmmph…mmmphhh…mmmph…” rintih Annisa yang kala itu masih mengulum penis Danang.
“Nis…aku mau keluar…telan yah Aaaaaahhhh…..” erang Danang. Penisnya berkedut-kedut, dan creet…cret…keluarlah spermanya di mulut Annisa. Danang memegang erat kepala Annisa, sehingga mau tidak mau Annisa menelan mani itu. Sebagian sperma itu menetes di sela bibirnya.  Danang pun melepaskan pegangannya di kepala Annisa.
“Ough..ahhh..ahh..terus..tuan..aaah..aaahh…” rintih Annisa sambil sesekali menggoyangkan pinggulnya untuk mengimbangi pompaan Fahmi dari belakang.
 Kini giliran Seno yang dioral Annisa, sementara tangan satunya mengocok penis Hendra.  Annisa segera memasukkan penis tu di mulutnya dan mengulumnya.
“Ahh..nis…seponganmu enak banget…aaah” desah Seno keenakan.
Tiba-tiba annisa merasakan payudaranya di permainkan Fahmi dari belakang. Sesekali Fahmi meremas dan mempermainkan puttingnya.  Annisa semakin terangsang. Tanpa terasa cairan cintanya keluar dan mengucur di sela-sela liang cintanya.
“Mmmmppphhh…..mmmmppphhh…..” erang Annisa yang mencapai orgasmenya. Namun rupanya Fahmi masih belum keluar dan makin mempercepat pompaannya. Tak berapa lama, gairah Annisa bangkit kembali. Fahmi terus memompanya, sementara Annisa merasakan penis Seno mulai berkedut.
“Aaahh..aahh..nis…aku..mau keluar….aaaah…aaaaaaaaaaahhhhhhhh!!!” erang Seno yang mencapai orgasme. Kembali Annisa merasakan sperma itu di kerongkongannya, dan bersamaan dengan itu, Annisa merasakan penis Fahmi mulai berkedut.
“Niis,…aaahh…ku..mau..keluar…aaahh..aaahhhg!!” erang Fahmi mencapai orgasmenya. Annisa merasakan ada cairan hangat yang membanjiri vaginanya. Fahmi menarik keluar penisnya dari liang cinta Annisa dan mengarahkan penisnya ke wajah Annisa. Annisa segera mengulum dan membersihkan penis itu. Danang yang kembali terangsang mulai memasukkan penisnya di kemaluan Annisa.
“Aaagh….ugh….aah….” rintih Annisa sambil mengocok penis Alex dan Hendra.
Danang mulai memompa penisnya, dan kedua tangannya mulai memainkan payudara Annisa yang tergantung. Rupanya kedua orang itu mencapai orgasme yang bersamaan.
“Ahhh…uh…aahhh…Niiis…aku mau keluar…ahhh..ahhh…aaaahhhhh” erang Hendra dan alex bersaaman.
Cret…cret…keduanya berejakulasi secara bersamaan di wajah Annisa, dan penuhlah wajah Annisa dengan sperma mereka berdua. Annisa secara bergantian mengulum dan membersihkan penis Alex dan hendra. Sementara Danang terus mempercepat pompaanya.
“Mmmph…aaahh..ugh…terus…akkhh…” rintih Annisa sambil menggoyangkan pinggulnya untuk mengimbangi pompaan Danang.
Setelah agak lama memompa, tiba-tiba Danang menghentikan pompaanya. Tanpa mengeluarkan penisnya, Danang duduk di sofa sementara Annisa berada di atas pangkuannya dan berhadapan dengan Danang. Kembali danang memompa penisnya. Annisa kembali merintih merasakan kenikmatan. Rupanya Alex yang sudah terangsang ingin memasukkan penisnya di anus Annisa. Setelah meludahi kemaluannya, Alex mulai menekan penis yang sudah keras itu ke lubang anus Annisa.
“Akkkh…tuan….pelan..pelan…” rintih Annisa yang mereasakan perih di bagian anusnya.
Alex tak memperdulikan rintihan Annisa. Dia terus menekan dan memompa penisnya dengan kasar.Sementara henda meremas dan memainkan payudara Annisa dengan tangannya. Annisa meresakan kenikmatan yang luar biasa.
“Ahhh..akhhh…oooh..aaahhh…” rintih Annisa yang merasakan kenikmatan di kala kedua lubangnya dimasuki penis secara bersamaan. Cukup lama mereka memompa tubuh molek itu. Semakin lama pompaan mereka semakin cepat, dan rintihan Annisa semakin nyaring. Setelah kurang lebih 15 menit mereka melakukan pompaan, Danang mencapai puncaknya. Penisnya berkedut. Begitupula dengan Annisa.
“Nis…aku mo keluar…aah..ahhhkk…oooh….” erang Danang.
“Keluarin..di dalam …aaahhh..aahh…” rntih Annisa.
Dan tak lama Annisa merasakan cairan hangat membasahi vaginanya. Setelah di diamkan sejenak, Danang mencabut  penisnya dan mengarahkannya ke wajah Annisa. Annisa langsung mengulum dan membersihkan sisa sperma di penisnya, sementara Alex terus memompa penisnya.
Kini giliran Hendra menggantikan posisi Danang. Karena sudah basah, dengan mudah penis itu masuk ke liang cinta Annisa. Kembali Annisa merasakan kenikmatan yang belum pernah dia rasakan.
“Aahhh…terus…ahhh..ahhh….ahhh” tintih Annisa yang birahinya kembali muncul.
“Nis….memek mu..sempit banget…kayak perawan” kata Hendra terbata-bata.
Hendra terus memompa penisnya dan mempermainkan bukit kembar Annisa, sementara Alex yang di belakangnya meremas dan menepuk pantat sekal annisa. Karena perlakuan itu Annisa merasakan kenikmatan di gangbang. Semakin lama rintihannya semakin keras.
“aaakkkhh..ahhhh..uhh…aaahh…terusss….tuan….aaaakhh” rintih Annisa dengan nyaring.
Alex dan hendra terus mempercepat pompaanya. Setelah 10 menit , Annisa memcapai puncaknya kembali. Begitupun dengan Alex dan Hendra.
“Akkkhhh..tuan..tuan…aku udah gak..tahan….aku mo..keluar..aaakkhhhh” rintih Annisa.
“Akkh…aku juga mo..keluar…aaahh” Alex mengerang.
Cret..cret….mereka bertiga mencapai orgasme bersamaan. Annisa merasakan cairan hangat membanjiri vagina dan anusnya. Setelah mendiamkannya sesaat, Alex dan Hendra mengarahkan penisnya ke wajah Annisa. Dengan lemas, Annisa kembali mengulum dan membersihkan kedua penis itu hingga bersih.
Annisa merasa sangat lemas setelah melayani mereka berlima.
Alex mengajak teman-temannya makan malam, sementara Annisa di biarkan tergeletak lemas di ruang tamu. Setelah makan malam, Alex memanggil Annisa.
“Nis, kamu kemari dong” kata Alex memanggil Annisa.
“ya tuan, sebentar” jawab Annisa dengan lemas.
Dengan langkah gontai Annisa menuju ruang makan.
“Nis, kamu lapar?” Tanya Alex.
“Ya tuan, saya lapar” kata Annisa.
“Ya sudah, silahkan makan hidangan itu, tapi cepat dihabiskan” kata Alex.
“terima kasih tuan” kata Annisa.
Anisa segera melahap sisa hidangan di meja karena merasa kelaparan sehabis melayani mereka berlima. Setelah makan, mereka membersihkan tubuh Annisa halaman belakan dengan selang. Karena udara dingin, Annisa menggigil.
“tuaan….dingin sekali…Nisa pingin pipis” kata Annisa.
“ya udah, pipis aja di sini” kata Alex.
Annisa jongkok dan tampaklah air seninya keluar dari kemaluanya. Setelah selesai, mereka kembali menyiram tubuh Annisa dengan selang. Tak lupa mereka menyabuni kemaluan Annisa dengan selang itu. Setelah selesai, mereka berlima kembali mengerjai tubuh Annisa, dan Alex tak lupa mengabadikan momen tersebut dengan handycamnya.
Sungguh malam itu adalah malam yang melelahkan bagi Annisa. Semalaman mereka melampiaskan nafsu birahinya pada Annisa. Merekapun memasukkan penisnya ke mulut, vagina dan anusnya secara bergantian. Setidaknya setiap orang mencicipi tubuh Annisa sebanyak tiga kali. Annisa merasakan orgasmenya beberapa kali hingga Annisa lemas, namun karena mereka berlima masih segar bugar, mereka terus melampiaskan nafsu birahinya. Malam itu tubuh Annisa tak ubahnya seperti onggokan daging yang dimanfaatkan untuk melampiaskan nafsu birahi mereka berlima. Mereka terus mengerjai tubuh molek itu hingga menjelang dini hari.