Malamnya, Pintu kamar Annisa di buka, tampaklah Alex di
depan pintu. Alex membuka borgol di kaki Annisa, dan membangunkannya.
“Hei budak, bangun. Ayo masakkan malam malam buatku.”
Perintah Alex.
“Hmmph..ya tuan.” Jawab Annisa.
Annisa langsung bangun dan menuju dapur untuk
memasak.Rupanya Alex yang sudah bernafsu berniat mengerjai Annisa yang kala itu
bugil. Plak, pantat sekal Annisa di tepuknya dengan keras. Annisa dengan pasrah
membiarkan perlakuan Alex. Merasa di beri lampu hijau, Alex kembali meremas
pantat sekal itu dengan gemas. Rupanya remasan tersebut membangkitkan nafsu
Annisa. Sesekali Annisa melenguh keenakan. Melihat Annisa mulai terangsang,
Alex mulai memasukkan jari tengahnya di belahan pantat Annisa yang sekal itu.
Tangannya terus bergerak hingga menyentuh kemaluannya dan mengusapnya.
“Aaagh..aaagh..uhh…ahhh” terdengar rintihan lirih Annisa di
sela kegiatan masaknya.
Alex semakin menjadi-jadi. Dimasukkannya jari tengahnya ke
dalam liang cinta Annisa, dan mengocoknya. Annisa semakin tak konsentrasi
memasak. Dirasakannya dirinya mulai terangsang,
“Uugh…aahhh..aaahh…ahhh…aaaaahhh..”rintihan Annisa semakin
keras.
“Ahh…tuan…aku sedang…memasak….to..lonh..tu..an…ja..ngan” rintih Annisa yang merasakan rangsangan hebat
tersebut. Rupanya vaginanya telah mengeluarkan cairan cinta tanpa disadarinya.
“Hmph, pantat mu merangsangku, oke deh, nanti temui aku di
ruang tamu setelah kamu hidangkan masakan di ruang makan.” kata Alex tersenyum
puas setelah mengerjai Annisa.
“Baik tuan, sebentar ya” kata Annisa dengan kerlingan
matanya yang menggoda.
Alexpun segera menuju ruang tamu. Rupanya teman-temannya
telah menunggu mereka berjumlah 4 orang. Mereka adalah teman satu gengnya Alex.
Mereka adalah Danang, Seno, Fahmi dan Hendra. Mereka terkenal bandel dan suka
melakukan perbuatan cabul. Tentulah banyak yang taksuka dengan mereka. Mereka
berempat memiliki perangai yang buruk, Danang dan Fahmi memiliki wajah yang
tampan seperti Alex, Seno memiliki perawakan yang atletis namun berwajah biasa,
sedangkan Hendra berwajah buruk, berbadan kurus dan pendiam, namun dia jauh
lebih jago berantem karena menguasai aikido ban hitam.
“Lex, kapan nih pestanya dimulai. Kita-kita nih sudah tak
sabar” kata Danang.
“Iya nih lex. Koq bisa Annisa yang terkenal angkuh nurut ama
kamu?” Tanya Seno.
“ya bisalah, dia kan utang padaku, 10 juta. Makanya, dia
bisa aku tundukkan” kata Alex dengan bangga.
“Wah, ngebayangin dia bugil aja, aku dah konak nih” kata
Danang menambahkan.
“Ya yang sabar bro.bentar lagi dia kesini” kata Alex
tersenyum lebar di sambut tawa meriah teman-temannya, kecuali Hendra.
“Wah, aku lihat Annisa di kelas aja udah greng, gimana lihat
dia bugil disini” kata Fahmi tertawa.
“Yah tunggu aja Mi” kata Alex tertawa puas.
Tak lama kemudian, Annisa datang ke ruang tamu menemui Alex.
Karena tubuh Annisa tak di balut benang sehelaipun, keempat teman Alex terpana,
dan dengan wajah penuh nafsu mereka memandangi setiap centi tubuh polos Annisa.
Annisa merasa malu dan hendak menutup bagian pribadinya, namun Alex
menceganhnya. Plak, Alex pun menampar wajah Annisa dengan keras, dan tampaklah
bekas tangan Alex di pipi kiri Annisa. Annisa berusaha menahan tangis akibat
perlakuan kasar orang yang mulai dicintainya.
“heh, budak, jangan
tutupi kemaluanmu dengan tanganmu, bodoh !!!!” hardik Alex dengan kasar.
“T..ttaapii…tuan. Sssaaya..malu…dilihat nereka” kata Annisa
terbata-bata menahan tangis.
“YA ITU RESIKOMU, BODOH ! NGERTI GAK SIH KAMU!!!” bentak
Alex lalu menjambak rambut Annisa dengan kasar dan menyeretnya hingga berada di
tengah-tengah mereka.
“Ampun tuan…sssaaya mengerti tuan” kata Annisa ditengah
tangisnya menahan sakit.
“LEX, SUDAH ! CUKUP!! LEPASIN DIA!” bentak Hendra yang dari tadi diam secara
tiba-tiba menggengam dengan kuat pergelangan tangan Alex. Ketiga temannya
terdiam melihat Hendra yang muai emosi.
“TAPI DIA BUDAKKU !!” hardik Alex.
“YA, AKU TAHU. !! bentak Hendra.
Alex pun terdiam, dan melepaskan cengkraman kasarnya pada
Annisa. Tampak Annisa menagis menahan sakit.
“Kamu musti tenang dong. Jangan emosi. Pesta kita bisa
berantakan kalo kamu terlalu kasar.” Kata Hendra mulai menurunkan emosinya.
“Nis, sudahlah. Kamu jangan menangis. Sudah kamu minum air
ini dulu” kata Hendra memberikan sebotol air mineral pada Annisa, lalu kembali
bergabung dengan teman-temannya yang duduk memandang keindahan tubuh polos
Annisa.
“Terima kasih” kata Annisa yang tangisnya mulai reda. Annisa
pun meminum air itu. Annisa tak menyadari jika air mineral itu telah dicampuri
obat perangsang.
Tak berapa lama, rupanya Annisa merasa tubuhnya memanas, dan
hilang sudah rasa malunya karena efek dari obat itu mulai bekerja. Nafsu
birahinya muncul. Secara tak sadar, Annisa mulai mengusap payudaranya, dan
tangan satunya menusap vaginannya. Tampak tubuhnya basah oleh peluhnya, dan
payudaranya mulai membusung. Wajah
Annisa memelas mengharap mereka mau mengerjainya sambil terus mengusap payudara
dan mengocok vaginanya sendiri. Tampak Annisa mulai ejakulasi dan cairan cinta
keluar dari kemaluannya.
“Aahhh..ahhh..tuan..tuan….en..to..tin..akuuu…pleaseee”
rintih Annisa.
“Ok, Nis. Kita berlima siap ngentotin loe” kata Danang
sambil mulai mencopot pakaian mereka satu persatu dan diikuti oleh
teman-temannya hingga mereka semua telanjang bulat. Annisa yang telah terbakar
nafsu mulai mengoral penis mereka. Annisa mengulum penis Danang dan kedua
tangannya mengocok penis Alex dan Seno. Sementara hendra mengocok kemaluannya
sendiri.
“Uggh..ohhh…nis…enak sekali sepongan loe….terus nis…hisap
terus…”erang Danang sambil memegang erat kepala Annisa.
“Nis…lembut banget tangan loe…ahhh..uhh..oooh” Seno
mengerang keenakan.
Fahmi yang sudah tak sabar menulu belakang tubuh Annisa yang
saat itu menungging. Dia meludahi penisnya yang mengeras. Dan secara perlahan,
Fahmi memasukkan penisnya di kemaluan Annisa. Annisa
tersentak.”Mmmphhh..mmmph…mmphmm…” Annisa mengerang keenakan, namun mulutnya
telah penuh terisi penis Danang. Fahmi terus memasukkan penisnya hingga masuk
sepenuhnya.
“Wow..nis…memekmu..sempit..banget…” erang Fahmi yang mulai
memompa penisnya. Kedua tangannya memegang belahan pantat Annisa yang sekal
sambil sesekali menepuknya dengan keras.
“mmmph…mmmphhh…mmmph…” rintih Annisa yang kala itu masih
mengulum penis Danang.
“Nis…aku mau keluar…telan yah Aaaaaahhhh…..” erang Danang.
Penisnya berkedut-kedut, dan creet…cret…keluarlah spermanya di mulut Annisa.
Danang memegang erat kepala Annisa, sehingga mau tidak mau Annisa menelan mani
itu. Sebagian sperma itu menetes di sela bibirnya. Danang pun melepaskan pegangannya di kepala
Annisa.
“Ough..ahhh..ahh..terus..tuan..aaah..aaahh…” rintih Annisa
sambil sesekali menggoyangkan pinggulnya untuk mengimbangi pompaan Fahmi dari
belakang.
Kini giliran Seno
yang dioral Annisa, sementara tangan satunya mengocok penis Hendra. Annisa segera memasukkan penis tu di mulutnya
dan mengulumnya.
“Ahh..nis…seponganmu enak banget…aaah” desah Seno keenakan.
Tiba-tiba annisa merasakan payudaranya di permainkan Fahmi
dari belakang. Sesekali Fahmi meremas dan mempermainkan puttingnya. Annisa semakin terangsang. Tanpa terasa
cairan cintanya keluar dan mengucur di sela-sela liang cintanya.
“Mmmmppphhh…..mmmmppphhh…..” erang Annisa yang mencapai
orgasmenya. Namun rupanya Fahmi masih belum keluar dan makin mempercepat
pompaannya. Tak berapa lama, gairah Annisa bangkit kembali. Fahmi terus
memompanya, sementara Annisa merasakan penis Seno mulai berkedut.
“Aaahh..aahh..nis…aku..mau
keluar….aaaah…aaaaaaaaaaahhhhhhhh!!!” erang Seno yang mencapai orgasme. Kembali
Annisa merasakan sperma itu di kerongkongannya, dan bersamaan dengan itu,
Annisa merasakan penis Fahmi mulai berkedut.
“Niis,…aaahh…ku..mau..keluar…aaahh..aaahhhg!!” erang Fahmi
mencapai orgasmenya. Annisa merasakan ada cairan hangat yang membanjiri
vaginanya. Fahmi menarik keluar penisnya dari liang cinta Annisa dan
mengarahkan penisnya ke wajah Annisa. Annisa segera mengulum dan membersihkan
penis itu. Danang yang kembali terangsang mulai memasukkan penisnya di kemaluan
Annisa.
“Aaagh….ugh….aah….” rintih Annisa sambil mengocok penis Alex
dan Hendra.
Danang mulai memompa penisnya, dan kedua tangannya mulai
memainkan payudara Annisa yang tergantung. Rupanya kedua orang itu mencapai
orgasme yang bersamaan.
“Ahhh…uh…aahhh…Niiis…aku mau keluar…ahhh..ahhh…aaaahhhhh”
erang Hendra dan alex bersaaman.
Cret…cret…keduanya berejakulasi secara bersamaan di wajah
Annisa, dan penuhlah wajah Annisa dengan sperma mereka berdua. Annisa secara
bergantian mengulum dan membersihkan penis Alex dan hendra. Sementara Danang
terus mempercepat pompaanya.
“Mmmph…aaahh..ugh…terus…akkhh…” rintih Annisa sambil
menggoyangkan pinggulnya untuk mengimbangi pompaan Danang.
Setelah agak lama memompa, tiba-tiba Danang menghentikan
pompaanya. Tanpa mengeluarkan penisnya, Danang duduk di sofa sementara Annisa
berada di atas pangkuannya dan berhadapan dengan Danang. Kembali danang memompa
penisnya. Annisa kembali merintih merasakan kenikmatan. Rupanya Alex yang sudah
terangsang ingin memasukkan penisnya di anus Annisa. Setelah meludahi
kemaluannya, Alex mulai menekan penis yang sudah keras itu ke lubang anus
Annisa.
“Akkkh…tuan….pelan..pelan…” rintih Annisa yang mereasakan
perih di bagian anusnya.
Alex tak memperdulikan rintihan Annisa. Dia terus menekan
dan memompa penisnya dengan kasar.Sementara henda meremas dan memainkan
payudara Annisa dengan tangannya. Annisa meresakan kenikmatan yang luar biasa.
“Ahhh..akhhh…oooh..aaahhh…” rintih Annisa yang merasakan
kenikmatan di kala kedua lubangnya dimasuki penis secara bersamaan. Cukup lama
mereka memompa tubuh molek itu. Semakin lama pompaan mereka semakin cepat, dan
rintihan Annisa semakin nyaring. Setelah kurang lebih 15 menit mereka melakukan
pompaan, Danang mencapai puncaknya. Penisnya berkedut. Begitupula dengan
Annisa.
“Nis…aku mo keluar…aah..ahhhkk…oooh….” erang Danang.
“Keluarin..di dalam …aaahhh..aahh…” rntih Annisa.
Dan tak lama Annisa merasakan cairan hangat membasahi
vaginanya. Setelah di diamkan sejenak, Danang mencabut penisnya dan mengarahkannya ke wajah Annisa.
Annisa langsung mengulum dan membersihkan sisa sperma di penisnya, sementara
Alex terus memompa penisnya.
Kini giliran Hendra menggantikan posisi Danang. Karena sudah
basah, dengan mudah penis itu masuk ke liang cinta Annisa. Kembali Annisa
merasakan kenikmatan yang belum pernah dia rasakan.
“Aahhh…terus…ahhh..ahhh….ahhh” tintih Annisa yang birahinya
kembali muncul.
“Nis….memek mu..sempit banget…kayak perawan” kata Hendra
terbata-bata.
Hendra terus memompa penisnya dan mempermainkan bukit kembar
Annisa, sementara Alex yang di belakangnya meremas dan menepuk pantat sekal
annisa. Karena perlakuan itu Annisa merasakan kenikmatan di gangbang. Semakin
lama rintihannya semakin keras.
“aaakkkhh..ahhhh..uhh…aaahh…terusss….tuan….aaaakhh” rintih
Annisa dengan nyaring.
Alex dan hendra terus mempercepat pompaanya. Setelah 10
menit , Annisa memcapai puncaknya kembali. Begitupun dengan Alex dan Hendra.
“Akkkhhh..tuan..tuan…aku udah gak..tahan….aku
mo..keluar..aaakkhhhh” rintih Annisa.
“Akkh…aku juga mo..keluar…aaahh” Alex mengerang.
Cret..cret….mereka bertiga mencapai orgasme bersamaan.
Annisa merasakan cairan hangat membanjiri vagina dan anusnya. Setelah
mendiamkannya sesaat, Alex dan Hendra mengarahkan penisnya ke wajah Annisa.
Dengan lemas, Annisa kembali mengulum dan membersihkan kedua penis itu hingga
bersih.
Annisa merasa sangat lemas setelah melayani mereka berlima.
Alex mengajak teman-temannya makan malam, sementara Annisa
di biarkan tergeletak lemas di ruang tamu. Setelah makan malam, Alex memanggil
Annisa.
“Nis, kamu kemari dong” kata Alex memanggil Annisa.
“ya tuan, sebentar” jawab Annisa dengan lemas.
Dengan langkah gontai Annisa menuju ruang makan.
“Nis, kamu lapar?” Tanya Alex.
“Ya tuan, saya lapar” kata Annisa.
“Ya sudah, silahkan makan hidangan itu, tapi cepat
dihabiskan” kata Alex.
“terima kasih tuan” kata Annisa.
Anisa segera melahap sisa hidangan di meja karena merasa
kelaparan sehabis melayani mereka berlima. Setelah makan, mereka membersihkan
tubuh Annisa halaman belakan dengan selang. Karena udara dingin, Annisa
menggigil.
“tuaan….dingin sekali…Nisa pingin pipis” kata Annisa.
“ya udah, pipis aja di sini” kata Alex.
Annisa jongkok dan tampaklah air seninya keluar dari
kemaluanya. Setelah selesai, mereka kembali menyiram tubuh Annisa dengan
selang. Tak lupa mereka menyabuni kemaluan Annisa dengan selang itu. Setelah
selesai, mereka berlima kembali mengerjai tubuh Annisa, dan Alex tak lupa
mengabadikan momen tersebut dengan handycamnya.
Sungguh malam itu adalah malam yang melelahkan bagi Annisa.
Semalaman mereka melampiaskan nafsu birahinya pada Annisa. Merekapun memasukkan
penisnya ke mulut, vagina dan anusnya secara bergantian. Setidaknya setiap
orang mencicipi tubuh Annisa sebanyak tiga kali. Annisa merasakan orgasmenya beberapa
kali hingga Annisa lemas, namun karena mereka berlima masih segar bugar, mereka
terus melampiaskan nafsu birahinya. Malam itu tubuh Annisa tak ubahnya seperti
onggokan daging yang dimanfaatkan untuk melampiaskan nafsu birahi mereka
berlima. Mereka terus mengerjai tubuh molek itu hingga menjelang dini hari.