Arsip Blog

Kamis, 19 September 2013

Pelangi Di Akhir Badai


Penulis : Akhmad Fajar
Cerita ini bersifat fiktif, adapun tokoh dan segala kejadian bersifat fiktif namun beberapa poin cerita ini berdasarkan pengalaman penulis. Mohon saran dan kritikannaya.
Seminggu kemudian, Annisa siumandari pingsannya. Perlahan, dia membuka matanya. Annisa terkejut mendapatidirinya di sebuah kamar. Dan yang lebih mengejutkan, dia mendapati dirinyatelah berpakaian lengkap dan di kedua tangannya terdapat selang infus. Annisaberusaha untuk bangkit, namun karena badannya masih lemas, dia kembaliberbaring. 
Tak lama kemudian, Bi Inahmembuka pintu kamar tersebut untuk membersihkan kamar. Melihat Annisa telahsiuman, Bi Inah senang dan menyapa Annisa.
“Selamat pagi non, bagaimanakeadaan non sekarang ?” Tanya Bi Inah dengan senyum manisnya.
“Baik bi, keadaanku udah baikan.Oh ya, aku ada di mana ?” Tanya Annisa.
“Non sekarang ada di rumah tuan saya.Tuan bawa non kemari karena Tuan mengenali non, dan tuan khawatir akankeselamatan non, makanya non di bawa ke sini. Oh ya, sebentar, saya buatinbubur ayam” kata Bi Inah yang langsung keluar memasak bubur ayam untuk Annisa.
Annisa yang masih lemah terdiam,dan kembali berbaring. Tak lama kemudian, Bi Inah masuk membawa bubur ayamuntuk Annisa. Annisa yang sudah kelaparan melahap bubur ayam itu hingga habis,sementara Bi Inah membersihkan kamar.
“Bi, buburnya enak sekali. Terimakasih. Oh ya siapa nama bibi ?” Kata Annisa.
“Sama-sama non. Saya Inah,pembantu di rumah ini. Oh ya, tadi saya menghubungi tuan saya tentang keadaannon. Mungkin 1/2 jam lagi tuan saya dan dokter yang merawat non datang. Sudahnon, istirahat dulu. Kalo mau nonton TV, ini remotenya.” Kata Bi Inah sambilmemberikan remote TV kepada Annisa lalu keluar dari kamar tersebut.
Annisa mencoba untuk duduk sambilmenonton TV untuk menghibur diri. Setengah jam kemudian, Ricky dan Dokter Johanmasuk ke kamar itu. Betapa terkejutnya Annisa melihat pemilik rumah yangmenolongnya adalah Ricky, kakak kelasnya semasa SMU yang pernah ditolaknyamentah-mentah.
“Rick…jadi..jadi..kamu yangmenolong saya?” Tanya Annisa dengan gugup. Tak terasa matanya sembab mengingatbetapa jahatnya dia pada Ricky.
“Nis, sudahlah. Kamu istirahatdulu. Biar Dokter Johan memeriksa kesehatanmu dulu. Percayalah, disini kamuaman” kata Ricky tersenyum manis dan membelai rambut Annisa dengan lembut.Setelah itu Ricky menunggu di luar.
Dokter Johan memeriksa kesehatanAnnisa. Beberapa pertanyaan di lontarkan.
“Nis, saya mau tanya. Boleh kan?”kata Dokter Johan.
Annisa mengangguk lemah. LaluDokter Johan memberikan beberapa pertanyaan.
“Nis, apa kamu sering melakukanhubungan badan ?” Tanya dokter Johan.
“Ya Dokter, sejujurnya aku takingat berapa banyak orang yang memperkosa saya” kata annisa.
“Ok. Lalu apakah sering kamumendapat siksaan ketika berhubungan badan ?” Tanya Dokter Johan.
Mendengar pertanyaan itu, Annisameneteskan airmata teringat siksaan yang selama ini dia terima. Annisa takmampu berkata-kata lagi. Dokter Johan tak memberikan pertanyaan lagi.
“Baiklah, begini. Alat kelaminmumengalami pendarahan yang parah, itu sepertinya dikarenakan penyiksaan itu.Tapi jangan kuatir, masih bisa di obati. Kalo ketika kamu kencing tak terasasakit, berarti alat kelaminmu udah membaik. Tapi, saya masih mengkuatirkan satuhal” kata Dokter Johan.
“Apa itu Dok ?” Tanya Annisa.
“Aku khawatir kamu terinfeksiHIV, maaf aku mengatakan ini.” Kata Dokter Johan.
Annisa yang mendengar penjelasandokter Johan langsung syok. Persendiannya terasa lemas. Dokter Johan berusahamenenangkan Annisa.
“Nis, ini baru kekhawatiran aku.Masih butuh sebulan untuk mencheck apakah itu benar atau tidak. Berdoalahkepada Tuhan, semoga kamu diberi kesempatan kedua.” Kata Dokter Johan.
“Ya dok. Aku janji  jika aku diberi kesempatan kedua, aku akanbertobat.” Kata Annisa lemas.
Dokter Johan tersenyum danmenyuntikkan obat untuk memulihkan kondisi Annisa di lengan kirinya. Setelahselesai, dia memberikan beberapa obat pada Annisa.
“Semoga lekas sembuh Nis. Oh yaini obat untukmu, diminum 3 kali sehari sehabis makan. Ingat Nis, saat ini kamumusti banyak  istirahat . Jangan keluarrumah dulu. Nanti minggu depan saya datang lagi untuk mengontrol kesehatanmu“kata Dokter Johan.
“Terima kasih dok, wah berapabiaya pengobatan ini ?” Tanya Annisa.
“Sudahlah, jangan berpikir itu.Semua biaya sudah ditanggung Ricky. Tenang saja. Ok, semoga lekas sembuh” kataDokter Johan lalu keluar dari kamar itu.
“Bagaimana Dok keadaan Annisa ?”Tanya Ricky.
“Syukurlah dia sudah lebih baikdari sebelumnya, tapi dia perlu banyak istirahat.” Kata Dokter Johan.
Ricky senang mendengar hal itu.
“Ok bro, aku langsung pulang aja,ada panggilan di Rumah Sakit” kata Dokter Johan.
“Ok, hati-hati di jalan Dok.”Balas Ricky.
Dokter Johan meninggalkan rumahitu langsung menuju rumah sakit tempat dia bekerja. Sepeninggalnya, Ricky masukke kamar dan menemui Annisa.
“Rick, terima kasih atassemuanya.” Kata Annisa yang tak terasa meneteskan air mata.
“Sudahlah nis, aku menolongdengan ikhlas koq” kata Ricky dengan senyum manisnya.
“Sebaiknya kamu minum obat dariDokter Johan dulu. Memang ada yang ingin aku bicarakan, tapi besok saja,sekarang ini aku ingin kamu istirahat.” Kata Ricky dengan lembut sambilmenghapus airmata yang membasahi wajah Annisa.
Dengan sabar,  dia membantu Annisa meminum obat yang diberikan Dokter Johan. Setelah meminumnya, Annisa kembali tertidur pulas.  Ricky menyelimuti tubuh Annisa danmeninggalkan kamar tersebut.
Keesokan paginya, Annisa merasakeadaannya sangat baik. Dia sudah mulai bangun dari tempat tidurnya, danmencoba berjalan. Seperti biasa, pagi itu Bi Inah membersihkan kamar danmembawa bubur ayam untuk Annisa.
“Non, gimana kondisinya?” TanyaBi Inah.
“Baik bi, oh ya Pak Ricky kemana?” Tanya Annisa.
“Oh, tuan sedang di bawah. Yahari ini tuan tidak ke kantor. “ kata Bi Inah.
“Uhm…gimana ya? Sebenarnya akupingin ngomong sesuatu” kata Annisa dengan gugup.
“Ya sudah, nanti saya sampaikan.Itu non, bubur ayamnya dimakan dulu” kata Bi Inah sambil membersihkan kamar,lalu keluar.
Annisa segera melahap bubur ayamitu. Namun pikirannya masih melayang mengingat betapa jahatnya dia pada orangyang menolongnya sekarang. Matanya kembali sembab mengingat kejadian itu.Hatinya menangis mengingat sikap angkuhnya ketika menolak cinta Ricky di masaSMU, dan saat ini justru orang yang pernah di hinanya justru menolongnya denganikhlas. Dia bingung bagaimana membalas kebaikannya. Karena bengong, Annisa jadihilang nafsu makan, dan menaruh bubur ayam itu di meja sebelahnya.
Di tengah kebengongannya, Annisatak menyadari jika Ricky sudah ada di depanya. Dengan lembut Ricky memegangpundak Annisa, dan Annisa segera tersadar dari bengongnya.
“Loh Nis, koq bengong? Itu buburayamnya masih tinggal separuh. Sayang loh kalo gak dihabisin.” Kata Rickymenggoda Annisa.
“Entahlah Rick, aku jadi hilangnafsu makan. Aku bingung, mengapa kamu masih baik setelah aku ngejahatin kamu.”Annisa berkata di tengah isak tangisnya yang terdengar pelan. Bibirnya bergetarmenahan tangis.
“Okelah. Memang, waktu itu akusakit hati dengan penghinaanmu. Bahkan, aku sempat lebih sakit setelah tahukamu lebih memilih Alex dan melakukan apa aja untuk dia. Kamu tahu, seminggukemudian kamu gak pernah lihat aku kan?” Ricky berkata dengan mimic sedih.
Annisa yang tak mampuberkata-kata hanya mengangguk pelan.
“Itu karena aku udah frustasi.Semua nilaiku hancur karena mengingat kejadian itu. Aku tak ingin mengecewakanorang tuaku, makanya aku putuskan untuk pindah sekolah, walaupun saat itu sudahtanggung, karena saat itu aku baru duduk di bangku kelas 3.” Lanjutnya.
Annisa tak menyangka jikaperbuatannya membuat orang yang begitu menyayanginya sakit. Denganterbata-bata, Annisa berkata “Lalu…apakah kamu bisa melupakan aku ?”
“Dengan sekolah yang baru, akuberharap demikian. Namun, saat itu aku sudah terlanjur cinta padamu. Memang akubisa memperbaiki nilaiku, tapi untuk melupakan perbuatanmu aku tak bisa. Oh ya,mau menunjukkan sesuatu yang lama kusimpan” kata Ricky sambil merogoh sakucelananya.
“Kamu tahu gak, aku berusahamelupakanmu, tapi hati kecilku terlanjur begitu menyayangimu. Di tempat yangbaru pun aku hanya bisa mencetak prestasi dan lulus dengan nilai bagus, tapitidak bisa melupakanmu. Bahkan, setelah aku mendapat beasiswa di Jerman, akumasih tidak bisa menerima cinta wanita lain. Kamu tahu kenapa? Karena akuterlanjur menyayangimu.” Lanjutnya dengan wajah serius.
“Rick, aku bukan wanita yangbersih. Aku sudah ternoda, dan selama 4 tahun aku jadi budak sex, tapi mengapakau mau menolongku dengan ikhlas?” Tanya Annisa dengan suara terbata-bata.
“Ini penyebabnya “ kata Rickymenunjukkan sebuah cincin emas pada Annisa.
Annisa terkejut melihat cincinemas yang begitu indahnya, dan airmata yang menetes di pipinya semakin deras.Terdengar lirih sesunggukan tangisnya.
“Bertahun-tahun aku berusaha memaafkankamu, karena aku yakin bahwa suatu saat aku mendapatkan cinta sejatiku, yaitukamu. Aku yakin itu. Itulah sebabnya, aku menabung dan membeli cincin ini danaku berharap suatu saat kamu memakai cincin ini di jari manismu.” Kata Ricky.
“Sepulang dari Jerman, aku terusmemikirkanmu, mencarimu dan berharap kamu berubah dan menerima cintaku. Satutahun Nis aku cari keberadaanmu, namun semua itu hanya menempuh jalan buntu. Semuateman-temanmu saya Tanya tak ada yang tahu keberadaanmu.  Bahkan, Alex  seperti hilang di telan bumi.” Lanjutnya.
Mendengar penjelasan Ricky,Annisa tak kuasa menahan tangisnya mengingat betapa kotornya dia. Di tengahtangisnya, Annisa memohon maaf atas kelakuan buruknya.
”Rick.. aku..mohonmaaf..atas..kelakuanku…”kata Annisa di tengah tangisnya
“Nis, aku sudah memaafkanmu. Akutak kan memaksakan cintaku padamu. Saat ini aku ingin focus pada pekerjaanku.Jalan hidupku masih panjang. Begitupun denganmu. Masih tidak terlambat bagimuuntuk bertobat. So, bertobatlah.” Kata Ricky tersenyum manis.
“Rick…aku ingin menebuskesalahanku. Apapun yang kamu minta akan aku penuhi” kata Annisa di tengah isaktangisnya.
“Baiklah, berjanjilah padaku,jadilah wanita yang baik Nis dan jujurlah pada dirimu sendiri.” Tanya Ricky.
“Baik rick, aku janji.” KataAnnisa.
Begitulah selama hamper sebulanRicky merawat dan memberikan Annisa tempat tinggal, dikarenakan rumah orangtuaAnnisa sangat jauh. Sesekali Ricky mengajak Annisa ke perusahaannya danmengunjungi beberapa yayasan sosial yang ada di kota itu. Kini Annisa telah dipekerjakan Ricky sebagai pengatur keuangan pribadinya, dan sesekali Annisamembantu Bi Inah di dapur.. Perlahan tapi pasti, tumbuhlan perasaan cintanya padaRicky. Begitu pula denga Ricky yang perlahan mulai mencintai Annisa.
 Tak lupa Ricky mengabari orang tua Annisa yangtelah kehilangan anak bungsunya selama 4 tahun. Tentu saja orang tuanya sangatgembira mendengar anaknya sudah di temukan.
Ricky meminta ijin kepada orangtua Annisa untuk menampungnya sementara hingga dokter menyatakan kondisikesehatan Annisa memungkinkan untuk melakukan perjalanan jauh dikarenakankondisi kesehatannya saat itu masih kurang baik. Orang tua Annisa setuju, dansesekali mereka menyempatkan mengunjungi kediaman Ricky untuk menjengukAnnisa. 
Hingga sebulan kemudian, di selawaktu Istirahatnya, Ricky menemui Dokter Johan di restoran rumah sakit tempatDokter Johan bekerja. Mereka hanya memesan minuman ringan.
“Siang bro, bagaimana hasil testlabnya ?” Tanya Ricky.
“Ada kabar baik dan buruknya.”Kata Dokter Johan dengan wajah serius.
Deg…Ricky merasa was-wasmendengar penjelasan Dokter Johan. Dengan perasaan was-was, Ricky bertanya padaDokter Johan.
“Oh, kalo boleh tahu, apa kabarburuknya ?” Tanyanya.
“Kabar buruknya, setelah saya cekdi lab, di sampel darah Annisa ketika pertama kali saya ambil terdapat semacamzat yang biasa di gunakan untuk pil anti hamil  dalam dosis besar. Sepertinya obat anti hamilitu ilegal. Itu sangat berbahaya bagi rahimnya. Setelah saya cek, rahimnyasangat lemah. Kemungkinan selamatnya 40%. Kemungkinan besar, Annisa tidak bisamelahirkan keturunan.” Kata Dokter Johan.
“Lalu, ada lagi kabar buruknya ?”Tanya Ricky.
“Ada, dia juga sering dipaksameminum obat perangsang  illegal dalamdosis besar dan mengandung zat yang sangat berbahaya, terutama di jantung dansyaraf otaknya” kata Dokter Johan.
“Oh….betapa kejamnya mereka. Laluapa dampak dari zat tersebut ?” Tanya Ricky.
“Oh ya selama ini, kamu seringmelihat Annisa pusing, bahkan migraine ?” Tanya Dokter Johan.
“Ya, sering dia mengeluhmigraine, dan sering dia merasa lemas, pusing, bahkan pernah pingsan” kataRicky.
“Ya itulah dampaknya. Memang zatdari obat perangsang itu berbahaya, namun dengan perawatan yang intensif, itubisa di obati. Hanya saja… obatnya tidak ada di Indonesia. Jika inginmenghilangkan pengaruh zat tersebut, mau tak mau kamu harus bawa Annisa tukberobat ke Amerika. Obatnya hanya ada di situ.” kata Dokter Johan.
“Mengapa obat itu tidak masuk diIndonesia ?” Tanya Ricky.
“Sebenarnya zat berbahaya yangada di tubuh Annisa itu adalah zat untuk mengatur laju pertumbuhan babi dansatunya adalah zat untuk merangsang babi, kuda dan sapi supaya kawin lebihcepat.” Kata Dokter Johan.
“Ya Tuhan…..” Ricky terkejutmendengar penjelasan Dokter Johan.
“Untuk kabar baiknya, silahkankamu baca surat ini, dan aku tahu kamu menyayangi Annisa, so Aku ucapin selamatatas kesabaran dan keyakinan cintamu pada Annisa. Syukurlah, Tuhan memberikankesempatan kedua kepadanya.” kata Dokter Johan tersenyum dan memberikan amplopyang berisi hasil test HIV Annisa.
“Ok bro, Aku harus masuk kerja. “kata Dokter Johan.
“Oh ya, ini aku ada resep obatuntuk mengurangi dampak zat beracun yang ada di tubuh Annisa. Hampir lupa aku.Ini hanya mengurangi sementara bro, bukan mengobati secara permanen. Udah gak usahbayar, aku yang tanggung. “ lanjutnya.
“Wah makasih banyak loh. Oh yabro, biar minuman ini saya yang bayar. Nanti kalo aku nikah kamu datang lohya…jangan absen”  kata Ricky denganriangnya.
“Ok, sampai ketemu lagi bro.kutunggu undangannya” kata Dokter Johan sebelum akhirnya pergi ke tempatkerjanya.
Setelah membayar minuman direstoran, Ricky membuka hasil tes HIV Annisa, dan di dalam surat itu tertulis,bahwa Annisa negative HIV, yang artinya Annisa terbebas dari virus HIV.Rickysangat gembira.
Segera Ricky kembali ke tempatkerjanya dengan semagat baru.Dia berharap waktu cepat sore hari, dan diamemberikan kabar baik ini untuk Annisa. Waktu terus berjalan, dan tak terasasudah sore. Sebelum pulang, Ricky mempir ke sebuah toko pakaian tempat diamenemukan Annisa, dan membeli pakaian baru dan perhiasan untuk Annisa.Malamnya, Ricky baru tiba di rumah.
Ketika memasuki rumahnya, Rickyterkejut melihat meja makannya telah di penuhi masakan yang enak.
“Surprise !!!! “ kata Annisa yangmengejutkan Ricky dan Ujang.
“Yah neng ni cakep-cakep bikinjantung Ujang mo copot aja” kata Ujang yang masih terkejut.
“Ya ini jang, Annisa baru sembuhmakanya suka bikin kaget kita. Untung aku gak jantungan” Kata Ricky menggodaAnnisa.
“Hiih…kamu ini. Kalo kamu ko itaku jadi pingin ikutan koit” kata Annisa sambil mencubi pinggang Ricky dengangemas.
“Auh..uh…sakit Nis. Ampun..” kataRicky meringis.
“Udah, ayo kalian berdua makanmalam. Ditunggu dari sore gak dateng. Udah capek-capek bikin masakan ini” kataAnnisa berpura-pura marah.
“Iya deh, makasih loh nis. Uhm, nantiada yang mo aku bicarain ama kamu sehabis makan malam. Oh ya sekalian aku mintadata pengeluaran hari ini” kata Ricky tersenyum manis.
Annisa hanya tersenyum manis, danmengambil sebuah buku keuangan lalu di serahkan pada Ricky. Sambil makan, Rickymengamati hasil kerja Annisa. Rupanya Ricky puas dengan hasil kerja Annisasetelah mengajarinya selama dua minggu.
“oh ya Nis, tolong bikini akukopi, nanti kamu taruh di ruang tengah” kata Ricky meminta tolong.
“Ok, tunggu sebentar ya” kataAnnisa.
Annisa meninggalkan Ricky danUjang yang sedang makan menuju dapur untuk mencuci peralatan dapur yang di pakainyabersama Bi Inah memasak.
Setelah makan malam, Ricky menujuruang tengah untuk bersantai. Tak lama kemudian Annisa datang membawa kopihangat untuk Ricky. Setelah menaruhnya di meja, Ricky menyuruh Annisa untukduduk di sebelahnya. Setelah itu, dia mencoba kopi yang di bikinkan Annisa.
“Hhmmm, kopi buatanmu enaksekali. Rasanya pas.” Kata Ricky tersenyum pada Annisa.
“Ah kamu ini ada-ada aja.” KataAnnisa menahan malu. Wajahnya memerah.
“Loh ini jujur koq. Aku gakbohong. Kopi buatanmu gak kalah dengan buatan Bi Inah” kata Ricky.
Mendengar itu Annisa tersipumalu. Tak disangka, orang yang dulu paling dibencinya ternyata begitumenghargai dirinya. Annisa tak mampu berkata-kata lagi.
“ Oh ya, jika kamu Tuhanmemberimu kesempatan kedua, maukah kamu menikah denganku?” Tanya Ricky.
“Setelah begitu jahat kelakuankupadamu, namun kamu membalasnya dengan kebaikanmu, tak ada alas an untuk menolaklamaranmu. Tentu dengan senang aku membuka hatimu untukmu.” Kata Annisa.
“Walau kita nantinya hidup ditempat yang jauh lebih sederhana daripada rumah ini ? Tanpa fasilitas mewahseperti disini, tanpa mobil, tanpa pembantu. Sejujurnya, saat ini kita masihhidup di rumah orang tuaku. Nanti setelah menikah kita pindah di tempat lain.Saatnya orang tuaku menempati rumah ini. Apa kamu masih tetap dengankeputusanmu untuk menerima tawaranku ?” Tanya Ricky dengan ekspresi serius.
“Rick, setelah kejadian yangmenimpa diriku selama 4 tahun ini, aku sudah mengambil hikmahnya. Kamu kantahu, aku juga pernah hidup bergelimang kemewahan. Toh harta tak membuat akubahagia. Justru karena harta  aku dijualoleh Alex ke rumah bordil dan aku seperti barang dagangan kendatipun aku selalumenggunakan fasilitas yang mahal. Aku sudah terlalu kotor. “ kata Annisa denganmata berkaca-kaca. Annisa menghela nafas .
“Namun, denganmu aku merasabegitu kau hargai, aku merasa jadi seorang manusia. Aku merasa terhormat.Kamutahu, setiap menunggumu pulang kerja di saat kamu harus lembur, aku begitubahagia. Di saat aku bantu membawakan tas kerjamu ,membuatkanmu kopi,menyiapkan  sarapan untukmu, danmerapikan pakaian kerjamu aku merasa sangat bahagia. Begitu pula ketika kauajak aku keluar dengan motor lamamu, dan kita makan nasi goreng di pinggirjalan, aku begitu merasakan kebahagiaan itu Rick. Aku rasakan semua kebahagiaanyang lama aku cari itu ketika bersamamu. Mengapa kau ragukan cintaku ?” KembaliAnnisa menghela nafas. Tanpa terasa kembali airmatanya menetes membasahipipinya. Rupanya Annisa sedikit kecewa dengan pertanyaan Ricky.
Ricky terpana mendengar perkataanAnnisa. Sungguh berbeda dari sebelumnya. Dengan seksama, dia mendengarkanperkataan Annisa dan mencermatinya.
“Aku sadari kebahagiaan tidakhanya karena materi walaupun kita membutuhkan materi untuk bahagia.  Jika Tuhan memang betul-betul memberikan akukesempatan kedua, dan kamu betul-betul menerimaku apa adanya, dengan senang akubuka hatiku untukmu walau kita harus hidup sederhana. Aku sudah membulatkantekadku tuk menghabiskan sisa hidupku denganmu.  ” Kata Annisa menyelesaikan penjelasannya disela isak tangisnya yang lirih.
“Hmm, aku kagum denganperubahanmu. Begitu menyentuh. Aku minta maaf atas pertanyaanku yangmenyinggungmu.” Kata Ricky tersenyum dan membelai lembut kepala Annisa.
“Oh ya, selamat ya Nis, kamumendapatkan kesempatan itu. Dan sekaligus, aku ingin melamarmu di depan keduaorang tuamu. Oh ya, ini hasil tes HIV mu” kata Ricky memberikan amplop yangberisi hasil tes HIV Annisa.
Annisa membuka dan membacanya.Tampak kebahagiaan di wajahnya. Annisa pun bersyukur kepada Tuhan yangmemberikan kesempatan kedua untuk mebuka lembaran baru.
“Esok lusa aku antar kamu kerumah orang tuamu dan mengutarakan hal ini. Orang tuaku sudah setuju, esokmereka datang.” Lanjut nya.
“Oh ya ? wah aku ingin sekalibertemu orang tuamu” kata Annisa dengan riang.
“Ya. Tapi Nis, kata Dokter Johan,kamu masih harus berobat ke luar negeri. Ini adalah cobaan” kata Ricky.
“Loh kenapa ?” Tanya Annisaheran.
“Nis, tadi Dokter Johanmenjelaskan, di tubuhmu masih terdapat zat yang sangat berbahaya. Itu adalahkarena obat anti hamil illegal dan obat perangsang illegal yang mungkin dipaksamasuk kedalam tubuhmu. Dokter Johan hanya memberikan obat ini untuk menjagasupaya tubuhmu tidak terlalu lemas.” Kata Ricky sambil memberikan obat yangdiberikan Dokter Johan.
“Lalu, apakah tidak ada obat untukmenghilangkan pengaruh zat itu secara permanen?” Tanya Annisa lemas mendengarpenjelasan Ricky.
“Ada Nis. Tapi , obat untuk zatberbahaya yang ada di dalam tubuhmu tidak bisa masuk di Indonesia.  Obat itu hanya ada di Amerika, dan untukpenanganannya hanya bisa di tangani di Amerika. Aku ingin membawamu ke sanauntuk berobat. Di sana kebetulan orang tuaku mempunyai usaha kecil dan rumahyang cukup sederhana.” Kata Ricky.
“Ya sudah, aku mau koq kamu bawake Amerika. Gak masalah kalopun kita hidup sederhana di sana. Itung-itung diAmerika aku bisa melupakan kepedihanku di sini” kata Annisa tersenyum.
“Oke deh kalo gitu. Makasih ya”kata Ricky.”oh ya aku membeli sesuatu untuk kamu.” Lanjutnya.
Diambilnya tas belanjaannya dandiberikan pada annisa. Annisa membuka tas tersebut. Annisa begitu senangmenerima pemberian Ricky.
“Wah ini pakaian yang bagus. Akumenyukainya. Terima kasih  ya.” kataAnnisa.
“Oh ya, aku ingin kamu pakaicincin ini dan kalung ini” kata Ricky sambil mengeluarkan cincin yang telahlama disimpan dan juga kalung yang baru di belinya. Annisa merasa bahagiamenerima pemberian Ricky. Dia pun segera memakainya. Ricky terkesima melihatAnnisa yang telah memakai perhiasan pemberiannya. Ricky kagum akan kecantikanAnnisa.
Dengan perasaan bahagia, Annisamemeluk Ricky dan membisikkan sesuatu .
“Rick, aku begitu bahagia malamini. Aku tak sabar menunggu esok lusa” Bisik Annisa.
Ricky tersenyum bahagia. Namunkarena hari sudah malam, Ricky mengantar Annisa untuk tidur malam. Sebelumtidur, Ricky mengingatkan Annisa untuk meminum obat dari Dokter Johan. Setelahmeminumnya, Annisa kembali terlelap. Ricky membelai lembut kepala Annisa, danmemsangkan selimutnya, lalu keluar dari kamar tersebut. Malam itu, dia merasa begitubahagia telah mendapatkan cinta sejatinya.
Dua hari kemudian, Ricky besertakedua orang tuanya mengantar Annisa pulang ke rumahnya. Dua jam mereka menempuhperjalanan dari Bandung ke Jakarta. Akhirnya, Annisa sampai di kediamannya.Kedatangan mereka di sambut oleh orang tua Annisa dengan sukacita. Ibu Annisamemeluk Annisa erat-erat. Annisa pun bersimpuh di hadapan ayah dan ibunya untukmeminta maaf atas kesalahannya.
Ricky dan orang tuanya dipersilahkan masuk oleh orang tua Annisa.
“Nak Ricky, terima kasih telahmenampung dan merawat Annisa” kata Pak Broto, ayah Annisa.
“Sama-sama pak, oh ya, sebenarnyasaya dan orang tua saya kemari ingin mengembalikan Annisa sekaligus melamarAnnisa” kata Ricky.
“Benar Pak, kita kemari inginmeminta Annisa untuk jadi menantu kami” kata Pak Ali, ayah Ricky.
“Kalo kami setuju aja, kami jugasenang berbesan dengan anda, namun tentu saja kami tak bisa memutuskan. Kamiingin menanyakan hal ini kepada Annisa” kata Pak Broto.
“Bagaimana Nis, apa kamu maumenikah dengan Ricky ?” Tanya Bu Broto pada Annisa.
“Bu, aku sudah yakin akanpilihanku, aku terima lamarannya Ricky” kata Annisa.
“Oke, jadi jelas, bahwa kamisetuju berbesan dengan anda.” Kata Pak Broto.
“Wah jeng Ali, saya lupa.Sebentar ya” kata Bu broto yang hendak memanggil pembantunya untuk mengantarkanminuman. Namun, Annisa mencegahnya.
“Sudah bu, biar Annisa yangmelakukannya. Ibu di sini saja.” Kata Annisa. Bu Broto sedikit terkejut, namunsenang dengan perubahan sikap putri sulungnya.
Annisa melangkah ke dapur, dantak disangka Annisa mengantar makanan dan minuman untuk para tamu. Kedua orangtuanya heran, namun senang dengan perubahan sikap Annisa. Begitu pula denganpembantunya.
Mereka pun bermusyawarahmenentukan tanggal pernikahan anak mereka. Sementara itu, ricky dan Annisaduduk di kursi taman di halaman belakang rumah Annisa.
“Wah nis, aku seumur hidup belumpernah ke rumahmu, ini yang yang pertama loh. Rumahmu ini sangat mewah.” kataRicky.
“Ya. Ini kunjunganmu yang pertamatapi bagi aku ini kunjungan paling bernilai yang aku dapatkan. Mungkinkemewahan ini tak berarti tanpa kehadiranmu di sini.” kata Annisa.
“Maksudnya ?” Tanya Ricky.
“Kunjunganmu kemari jauh lebihbernilai daripada kunjungan teman-teman gengku di masa lalu. Karena merekalahaku jadi manja, malas,sombong dan akupun drop out karena mereka, termasuk Alex.Bahkan SMA pun aku tak lulus.” Kata Annisa tersenyum manis. Dengan manja,Annisa menyandarkan kepalanya di pundak Ricky, yang kini telah menjadikekasihnya.
“Rick, entah mengapa aku merasa herandengan kamu. Kamu pria yang tampan, baik, cerdas dan saat ini kamu suksesdengan usahamu tapi memilih aku yang bekas pelacur murahan yang bahkan jauhlebih rendah daripada gadis-gadis yang mencintai kamu. Kalopun mau, kamuharusnya bisa mendapatkan yang jauh lebih dari aku. “ kata Annisa dengan mataberkaca-kaca mengingat betapa rendah dirinya. Dia merasa derajatnya taksebanding dengan Ricky.
“Annisa, koq sekarang kamu yangmeragukan cintaku ?” Tanya balik Ricky dengan lembut.
“Rick, aku merasa minder. Barusaja aku merasakan kebahagiaan ini. Sungguh betapa bodohnya aku yang telahmenghinamu waktu itu” kata Annisa di sela isak tangisnya yang lirih.
Ricky membelai kepala Annisadengan lembut dan mencium keningnya.
“Annisa, bagiku masa lalumumerupakan guru terbaikmu. Aku sungguh-sungguh menerima kamu apa adanya. Takmasalah apapun masa lalumu. Aku tak melihat masa lalumu, namun yang kulihatadalah lembaran baru yang sekarang kau buka, dan kau lukis dengan kebaikan. Iniyang aku lihat nis. Belum tentu wanita terhormat bisa terus menjagakehormatannya. Dan belum tentu bekas pelacur lebih rendah daripada wanitaterhormat Nis. Semua tergantung bagaimana kita belajar dari kesalahan. Dan akumelihat ketulusanmu untuk mendampingi aku, itulah sebabnya aku yakin akanpilihanku memilihmu. Aku mencintaimu Nis. Ini dari lubuk hatiku yang terdalam”Ricky berkata dengan lembut, dan kembali membelai kepala Annisa dengan lembut.
Annisa tersenyum bahagiamendengar penjelasan Ricky. Setelah sore hari, Ricky dan orangtuanya berpamitanuntuk pulang untuk mempersiapkan acara pernikahan anak mereka. Orang tua Annisabegitu bahagia dan memutuskan untuk menyelanggarakan pernikahan putri bungsunyadua minggu dari hari itu. Keputusan ini disambut baik oleh Ricky dan keduaorang tuanya.
Annisa mengantar Ricky dan orangtuanya hingga di gerbang depan rumah mereka. Kedua orang tua Ricky masuk kedalam mobil. Rupanya Annisa masih berat berpisah dengan Ricky. Annisa kembalimemeluk Ricky erat-erat dan berbisik “Rick, aku sudah tak sabar menanti 2minggu”.
“Annisa, 2 minggu itu gak lama.Kamu harus sabar. Selama 2 minggu ini, kamu jangan sering keluar rumah ya.Persiapkan dirimu dan berbaktilah pada kedua orang tuamu. Janji ya” kata Rickydengan lembut.
“Annisa janji deh. Aku sekarang malaskeluar rumah. Aku mau keluar kalo diajak orang tuaku atau  kakakku ataupun sama kamu. “ kata Annisa manja dan mulai melapas pelukannya.Rupanya dia sudah mulai tenang. Ricky segera masuk ke dalam mobilnya. SetelahRicky masuk, Ujang segera menjalankan mobilnya pulang ke Bandung.
Sejak saat itu, kehidupan Annisasangat teratur. Tidak seperti biasanya, dia selalu bangun di pagi hari,terkadang membantu ayah dan ibunya. Sambil menunggu hari yang di nanti, takjarang Annisa melakukan berbagai pekerjaan rumah. Rupanya dia lebih betah dirumah daripada keluyuran tanpa tujuan. Tentu pembantunya heran, namun mereka senang dengan perubahan sifatAnnisa. Bahkan Annisa kini telah berubah menjadi gadis yang ramah. Orang tuanyabersyukur karena putri sulungnya yang dahulu susah di atur sekarang menjadigadis yang berbakti.
Seiring waktu yang terusberjalan, akhirnya tibalah saat yang di tunggu Annisa.  di rumah keluarga Annisa, telah banyak ucapanselamat dan undangan yang hadir. Mereka adalah kolega bisnis orang tua Annisadan orang tua Ricky, kerabat dan tetangga Annisa. Pesta pernikahan itu sangatsederhana, hanya akad nikah dan selamatan biasa yang dilanjutkan dengan ramahtamah. Rupanya kedua orang tua sepakat mengadakan pesta pernikahan itu secarasederhana. Sesekali meraka berfoto untuk mendokumentasikan acra tersebut.
 Para tamu itu secara bergantian menyalamipengantin baru itu. Dokter Johan pun datang memberi ucapan selamat pada merekaberdua. Sekitar 1 jam kemudian, setelah acara selesai Cecil, teman SMU Annisayang selalu menasehati Annisa datang untuk mengucapkan selamat. Begitu puladengan Fery, shabat karib Ricky yang memiliki memiliki keanehan dalampenglihatannya. Rupanya mereka adalah pasangan suami istri. Tampak merekamenggandeng  anaknya yang sudah bisaberjalan.
“Rick, maaf tadi macet makanyakita terlambat” kata Ferry.
“Ah gak papa, toh yang pentingkamu datang” kata Ricky.
“Loh rick, jadi kamu nikah nihama Annisa? “ Tanya Cecil dengan keheranan.
“Iya cil, toh Annisa yangsekarang adalah Annisa yang berbeda” kata Ricky.
“Eh Cecil, makasih loh ya sudahdatang. Loh, Kamu jadi sama Ferry? Tanya Annisa juga keheranan.
“Iya Nis, awalnya sih aku takut,tapi ternyata Ferry bisa ngebahagiain aku. Buktinya, ini anak kami” kata Ceciltertawa.
“IIh, lucunya” kata Annisamencubit gemas pipi anak itu.
“Bro, selamat ya. “ kata Ferrysambil menjabat tangan Ricky.
“Wah makasih loh bro udahdatang.” Balas Ricky.
Karena kangen dengan temannya,Annisa mengobrol dengan Cecil dan Ricky mengobrol dengan Ferry di tempat yangagak berjauhan.
“Aneh, koq aku seperti pernahkesini, melihat Annisa yang berubah jauh, dan..dia lebih cerah, seperti  pelangi yang indah” kata Ferry.
“Oh ya? Kapan kamu melihatnya ?”Tanya Ricky.
“Tepat ketika kamu keluar. Dalammimpi sih, tapi mirip banget. Semacam Déjà vu.Namun…tidak dengan pasangannya,Alex. Dia gelap dan….mengerikan. Seperti orang yang habis di pukul.” Kata Ferry dengan wajah serius.
“Yah biar waktu yang jawab” kataRicky.
“Iya lah, siapa yang tahu hariesok” kata Ferry dengan tersenyum.
Sementara itu, pembicaraan Annisadan Cecil membahas hal yang berbeda.
“Nis, gimana bisa kamu hilangselama 4 tahun dan kini, berubah total.” Tanya Cecil.
“Cil, yak arena kebodohanku akuterjerumus ke lembah kenistaan. Maafkan aku cil, aku gak dengerin nasehatmuuntuk menjauhi Alex. Awalnya aku terpaksa meminjam uang padanya, dan dengansyarat yang memalukan aku. Setelah aku jatuh cinta, Alex menjualku ke germoyang kejam, dan aku di bawa ke berbagai kota dan dijual, mulai Jakarta,Bandung, Bahkan pernah aku di jual ke Bali dan Papua, lalu kembali aku di belidi Bandung  untuk dijadikan pelampiasannafsu bejat banyak orang. Beruntung aku bisa lari dan di tolong Ricky.” KataAnnisa yang kembali sedih mengenang apa yang menimpanya. Matanya kembali sembab.
“Ya Tuhan, Sekejam itu Alex.Ferry sih pernah bilang bahwa Alex itu ganjil. Ternyata…Lalu, apakah kamu tidakkhawatir terkena penyakit berbahaya ?” Tanya Cecil serius.
“Pasti khawatir, namun Tuhanmemberikan kesempatan kedua. Aku syukuri itu, dan aku janji merubah perilakuku,jadi seperti sekarang. Syukurlah, Aku terbebas dari virus HIV, namun aku mustiberobat karena selama aku terjebak di dunia hitam, tubuhku sering diberi obatillegal. Penawarnya hanya ada di Amerika. Setelah ini aku berobat ke sana” kataAnnisa.
“Lalu, kamu akan tinggal dimana?” Tanya Cecil.
“Cil, aku dan Ricky udah putusinuntuk tinggal disana, mencari nafkah di sana. Aku dan Ricky udah urus passportdan visa sebelum nikah. Mungkin 2 minggu lagi aku ke Amerika dan sepertinya lebihbaik aku menetap disana dengan suamiku. Aku ingin membuka lembaran baru, siapatahu di sana aku bisa lebih tenang membuka lembaran baruku.” Kata Annisa.
“Ya sudah, semoga kamu bahagiaya.” Kata Cecil memeluk Annisa. Annisa membalas pelukan Cecil.
“Nis, Aku juga bakal pindah,karena suamiku sekarang pindah kerja di Paris. Suamiku kan fotografer, dan diakebetulan baru di terima. Bulan depan kami pindah ke paris.Ini alamat kami”kata Cecil memberikan secarik kertas berisi alamat apartemen Cecil di Paris.
“Makasih Cil, nanti bulan depanaku suratin” kata Annisa.
“Oke Deh, oh ya itu suamiku maupulang, aku duluan ya” kata Cecil berpamitan pada Annisa.
“Oke, makasih ya ataskedatangannya” kata Annisa.
Cecil dan Ferry langsungberpamitan pada pengantin baru itu, dikarenakan mereka ada acara keluarga.
Di  kejauhan, ayah dan ibu Annisa terharu melihatputri mereka tersenyum bahagia. Begitupula dengan kakak-kakaknya. Bereka begitusenang melihat adiknya tersenyum bahagia.
“Mam, baru kali ini kita lihatAnnisa begitu bahagia.” Kata pak Broto.
“Iya ya pa. wajahnya tampakbegitu bahagia, gak seperti sebelumnya. ” kata Bu Broto dengan senyum bahagiayang tersungging di bibirnya.


TAMAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar